Rabu, 19 Oktober 2016

MENYIAPKAN DANA DARURAT


Dana darurat adalah sejumlah uang yang di kumpulkan terpisah dan digunakan atau dialokasikan untuk kebutuhan yang sifatnya darurat, misalnya untuk biaya rumah sakit, kecelakaan, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan masih banyak lagi. Kenapa sih kita harus memiliki dana darurat? Yes, itulah pertanyaan yang sering muncul di benak saya ketika mendengar kata dana darurat, toh saya masih muda, masih bisa bekerja dan menghasilkan uang, tapi apa yang saya pikirkan ini salah besar, pasalnya keadaan darurat atau bisa disebut musibah seseorang tidak dapat diplanning kapan datangnya, cepat atau lambat, orang kaya ataupun orang miskin, yang namanya musibah pasti akan mengalami namun yang membedakan dari semua ini adalah kesiapan kita dalam menghadapinya.


Pernah suatu ketika saya dihadapkan pada kejadian yang bagi saya dan keluarga sangat berat, yaitu ketika ibu saya yang merupakan single parent harus kehilangan pekerjaan karena suatu hal. Disaat itu juga saya dan kakak sudah bekerja namun penghasilan kami hanya cukup untuk diri kami sendiri (gaji saya hanya cukup untuk biaya kuliah) sedangkan adik bungsu saya masih sekolah dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Bingung? Pasti. Karena ketika itu ibu saya tidak memiliki dana tabungan yang cukup untuk membayar biaya pendidikan kami, tabungan yang dimiliki ibu saya hanya cukup untuk makan sehari- hari dan kami pun tidak tau uang itu akan cukup untuk berapa hari. Pada saat itu juga saya berniat untuk tidak melanjutkan kuliah, namun semangat dari ibu yang terus diberikan kepada anak-anaknya begitu besar sehingga kami semua bisa menyelesaikan pendidikan kami. Dari kejadian itu saya banya belajar bahwa begitu penting untuk memiliki dana darurat. Sejak kejadian itu saya berjanji kepada diri sendiri untuk menyisihkan beberapa persen dari gaji yang diterima untuk disimpan sebagai cadangan dana darurat. Apakah semudah itu dalam mengaplikasikannya? Tentu tidak, karena untuk mewujudkan mimpi memiliki dana darurat itu saya harus bersusah payah dan bahkan saya harus rela tidak jajan, tapi semua pengorbanan itu tidak sia-sia karena sekarang saya sudah memiliki dana darurat untuk diri sendiri dan untuk orang tua saya.

Berbicara dana darurat, begitu banyak pakar perencanaan keuangan yang menyarankan bahwa setiap orang yang akan melakukan ivestasi mereka biasanya diharuskan memiliki dana darurat terlebih dahulu. Kebutuhan dana darurat setiap individu bisa berbeda- beda tergantung kondisi orang tersebut. Bisanya jika status kita masih single (belum menikah) biasanya cadangan dana darurat kita sebesar 3 kali pengeluaran rutin kita. Dan jika sudah berkeluarga biasanya 6-9 pengeluaran rutin. Dan perlu diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dana darurat yang berbeda, tergantung kondisi masing- masing, karena semakin banyak tanggungannya maka semakin banyak pula dana darurat yang harus di siapkan. Dan dana darurat itu harus ditempatkan pada instrumen keuangan yang mudah dicairkan, misalnya dalam bentuk tabungan atau deposito berjangka, intinya sih dana tersebut mudah kita cairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Gimana sih agar kita bisa dengan mudah menyimpan dana darurat kita tanpa harus takut kepakai untuk keperluan sehari-hari. Karena jujur pengalaman pribadi sih ya, jika kita memiliki tabungan yang disertakan kartu ATM biasanya kita dengan mudah untuk melakukan transaksi, apalagi di era sekarang yang semuanya serba mudah makan akan sangat sulit untuk tidak membiarkan isi tabungan kita keluar dari sangkarnya. Hehehe

Saya pribadi membuat dana darurat ini dengan cara memisahkan rekening operasional (rekening khusus terima gaji dan biaya hidup) dengan rekening investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, dan rekening khusus untuk dana darurat. Jadi setiap saya terima gaji biasanya saya langsung memindah dana tersebut sesuai alokasi yang sudah dibuat. Dan cara ini menurut saya cukup ampuh lo. Jadi uang yang saya sisakan di rekening operasional itu memang khusus untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk perhitungannya biasanya saya membuat di akhir bulan seminggu sebelum gajian, dan sekali lagi ini bebas ya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Setelah menerima gaji biasanya saya mengalokasikan dana seperti dibawah ini :

     1.      Zakat 5% dari gaji
2.      Bayar Hutang (jika punya)
3.      Dana Darurat (5 - 10% dari gaji)
4.      Biaya Hidup 40% (termasuk transportasi dan perawatan kendaraan)
5.      Investasi
6.      Gaya hidup ( biasanya untuk nonton, ngafe,dll)
7.      Lain – lain

Yang paling penting dalam mengelola keuangan kita itu adalah disiplin, karena tanpa disiplin kita tidak akan pernah mencapai tujuan kita. Saya selalu menanamkan pada diri sendiri bahwa dana darurat tidak akan saya dipakai sepeserpun untuk sehari - hari jika tidak dalam keadaan darurat. Karena seseorang yang ingin memiliki dana darurat atau ingin merdeka secara financial membutuhkan pengorbanan, dan menurut saya semua itu memang benar, dan perhitungan diatas harus disiplin dan tidak boleh absen. 

Oya saya jadi ingat pesan orang tua saya, kurang lebih seperti ini “ nak, apabila gaji kamu naik bukan berarti gaya hidup atau pengeluaran kamu juga ikut naik, harus tetap sama seperti sebelumnya, karena jika gaya hidup kamu juga ikut naik, kamu tidak akan mencapai kebebasan finansial meskipun kamu sudah mendapatkan gaji puluhan juta”. And I think its true.
Semoga saya bisa konsisten dengan apa yang sudah saya buat ini, amin.

Segini aja deh postingan kali ini, semoga bermanfaat ya.. J


4 komentar:

  1. menurut anda berapa idealnya dlm menyisihkan dana darurat untuk kita yang gajinya di bawah 3jt?thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenarnya cara menyisihkan dana darurat setiap orang itu berbeda-beda, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. kalau menurut saya dengan gaji dibawah 3jt saya akan menyisihkan dana darurat setiap bulanya sekitar 10%. semoga menjawab ya. terimakasih

      Hapus

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir di blog ini.. (^_^)

salam hangat
Zahrazhie